INACA – Indonesia National Air Carriers Association (INACA) bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (UNPAD) menyelenggarakan Webinar INACA White Paper dengan tema “Proyeksi Pemulihan Sektor Penerbangan Menuju Normal Baru”, Kamis (15/4/2021).
Webinar dihadiri oleh anggota INACA dan Afiliasi; Stakeholders Bandara (Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, Otban); Airnav Indonesia; Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, BNPB/Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Kemenko Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, APINDO, MHU, Praktisi, Pabrikan, serta para stakeholder penerbangan lainnya.
Dalam sambutannya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menekankan pentingnya kreativitas, inovasi dalam menghadapi perkembangan, tantangan dan perubahan lingkungan strategis yang dapat diantisipasi bersama-sama.
“Pemenuhan pelayanan transportasi adalah hak dasar bagi warga negara dan harus dipenuhi pemerintah tidak terkecuali pada penerbangan,” tegas Menhub.
Menhub melanjutkan, “Seiring dengan kebutuhan pelayanan ini maka tidak sedikit juga timbul persoalan dalam penyelenggaraannya, terutama pada saat kita menghadapi adaptasi kebiasaan baru pandemi covid-19 yang menerjang hampir di seluruh dunia tanpa terkecuali. Dalam masa adaptasi ini seluruh unsur transportasi Indonesia harus beradaptasi dengan aktivitas baru termasuk industri penerbangan”.
Menhub menekankan pentingnya meningkatkan kolaborasi dan elaborasi antar stakeholder dan para pemangku kebijakan.
“Saya berharap kerjasama operator penerbangan dapat ditingkatkan salah satunya memaksimalkan slot time penerbangan serta mengaktifkan rute-rute domestik yang tidak sempat beroperasi sementara, sehingga industri penerbangan semakin membaik,” pungkas Menhub Budi Karya Sumadi.
Senada dengan Menhub, Rektor UNPAD, Prof. Dr. Hj. Rina Indiastuti, SE, M.SIE juga optimis ekonomi Indonesia akan bisa pulih kembali.
“Kalau melihat pandemi Covid-19 yang tadi disampaikan oleh Bapak Menteri, kita tentunya perlu menggarisbawahi program pemerintah tentang vaksinasi. Kita semua sepakat bahwa suatu saat nanti ekonomi indonesia akan pulih dan program vaksinasi ini kita yakini sebagai game changer artinya kesehatan masyarakat itu akan meningkat disertai dengan pemulihan ekonomi,” tutur Rina Indiastuti.
Sedangkan Ketua Dewan Pembina INACA Irfan Setiaputra mewakili Dewan Pembina INACA juga mewakili operator di bidang transportasi udara menyampaikan bahwa sudah banyak sekali yang telah dilakukan dan sinergi bersama-sama guna melewati proses pandemi ini. Beliau juga berharap agar diskusi kali ini bisa mengerucut kearah aksi bersama.
“Mestinya kita sama-sama sudah sepakat bahwa kesehatan adalah nomor satu tapi bagaimana dengan proses perbaikan kesehatan ini, proses recovery ekonominya, khususnya recovery industri penerbangan ini, bisa kita lalui secara lebih cepat dari yang diproyeksikan oleh banyak para analis dan akademisi,” tegasnya.
Untuk itu menurut beliau, penting bagi kita untuk terus menerus mencari cara kreatif di dalam upaya-upaya kita melibatkan diri dalam proses recovery ekonomi.
Selanjutnya, Plt. Deputi Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, mewakili Kepala Satgas Penanganan Covid-19/Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo yang sedang melakukan perjalanan ke Sumatera Barat, menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 ini menjadi bencana di tingkat global.
“Penyakit Covid-19 adalah penyakit infeksi pernafasan yang disebabkan oleh sindrome pernapasan akut corona virus dan ini telah menjadi sebuah wake up call bagi kita semua bahwa virus tidak hanya isu tentang kesehatan namun telah mempengaruhi sistem di seluruh wilayah di dunia dan berbagai aspek kehidupan disekitar kita,” jelas Raditya.
Atas kondisi yang kita hadapi saat ini yang juga dihadapi oleh masyarakat global, lanjutnya, Bapak Presiden RI dalam berbagai kesempatan selalu mengingatkan bahwa krisis akibat pandemi covid-19 harus dapat menjadi momentum bagi seluruh komponen bangsa untuk meningkatkan dan mempercepat pengendalian dan penanganan covid-19. Dan di saat bersamaan harus mampu mempertahankan keberlangsungan kehidupan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, menghindari terjadinya resesi global.
Lalu dalam penanganan Covid-19, beliau menyampaikan delapan target yang telah ditetapkan, antara lain, melindungi kelompok rentan termasuk penderita kormobid; menekan kasus aktif, meningkatkan kesembuhan menururnkan kematian; meningkatkan pemerataan Tracing, Testing, dan Treatment; vaksinasi; meningkatkan ketersediaan PCR dan APD; sosialisasi masif; meningkatkan perubahan perilaku kepatuhan protokol kesehatan; dan meningkatkan efektifitas informasi data ekonomi.
Selain itu upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 serta meningkatkan ketahanan sistem kesehatan difokuskan pada, memastikan pengendalian penularan Covid-19; meningkatkan kapasitas layanan kesehatan agar mampu melakukan identifikasi isolasi, pengujian pelacakan kontak dan karantina orang yang terinfeksi; melakukan pengendalian resiko Covid-19 pada wilayah tempat rentan/bahaya Covid-19; menerapkan protokol pencegahan Covid-19 dan dukungan fasilitasnya; dan mengendalikan potensi kasus..
“Kami menyambut baik dan memberikan apresiasi yang tinggi dengan dilakukannya kajian atau white paper yang dilaksanakan oleh INACA dan UNPAD sehingga dapat menjadi masukan dan rekomendasi pemerintah dan stakeholder terkait dalam menyusun strategi dan intervensi dalam memulihkan sektor penerbangan selama dan pasca pandemi Covid-19”, kata Raditya .
Selanjutnya sambutan dari Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja selaku keynote speaker menyampaikan begitu banyaknya tantangan dan solusi yang telah dilakukan bersama dalam merespon dampak covid-19, khususnya bagi Indonesia.
“Belum lepas dari ingatan kita semua bahwa di tahun 2020 tepatnya di bulan Maret 2020 sekitar 70 persen jumlah penumpang kita turun baik domestik maupun internasional. Sekitar 65 persen jumlah kargo kita turun dari 1,1 juta menjadi 429 ribu ton. Tentu ini merupakan tantangan yang luar biasa yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini selaku pelaku industri tentu harus bisa mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan yang dipimpin oleh Bapak Budi Karya Sumadi”, papar Denon Prawiraatmadja.
Beliau sekaligus menyampaikan sebagai laporan kepada Bapak Menhub bahwa INACA bersama UNPAD sebelumnya telah melaksanakan rangkaian FGD yang diselenggarakan sejak bulan Februari hingga Maret 2021 lalu.
“Kita tahu bahwa optimis adalah hal yang sangat penting, tapi membuat proyeksi yang realistis juga tidak kalah penting, sehingga semua stakeholder di dalam industri penerbangan kita dapat menyesuaikan dengan program pemerintah seperti apa yang tadi disampaikan oleh Bapak Menhub bahwa kita harus berkolaborasi guna meningkatkan kembali kegiatan penerbangan nasional kita,” tegas Ketua Umum INACA yang juga sekaligus Direktur Utama Whitesky Aviation ini.
Proyeksi Pemulihan Sektor Penerbangan
Setelah sambutan dari Ketua Umum INACA, akhirnya acara memasuki acara inti dari Webinar, yaitu paparan kajian white paper yang menggambarkan proyeksi pemulihan industri penerbangan nasional.
Tim Riset INACA-UNPAD yang terdiri dari Dr. Prita Amalia, SH, MH. dan Yayan Satyakti, SE, M.Si, Ph.D., dalam paparan proyeksinya menyampaikan beberapa poin rekomendasi dan kesimpulan antara lain :
- Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, pemulihan sektor penerbangan diprediksi akan mulai membaik pada awal tahun 2022 untuk penerbangan domestik dan kembali optimal pada tahun 2024. Sedangkan untuk penerbangan internasional diprediksi akan mulai membaik pada akhir tahun 2023 dan kembali optimal pada tahun 2026.
- Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan dan regulasi sebagai strategi pemulihan sektor penerbangan dan kebijakan yang mendukung program vaksinasi nasional.
- Optimalisasi kerjasama antar kementerian, lembaga, pusat dan daerah serta juga penguatan diplomasi Indonesia baik bilateral ataupun multilateral.
- Vaksinasi merupakan game changer pemulihan sektor penerbangan di Indonesia sehingga diperlukan adanya kebijakan atau regulasi untuk mengakselerasi program vaksinasi sehingga herd immunity masyarakat bisa segera terbentuk dan tercipta aktifitas masyarakat yang juga dapat mendukung sektor penerbangan.
- Bangkitnya sektor transportasi di Indonesia merupakan tanda bangkitnya perekonomian Indonesia.
Setelah paparan dari Tim Riset INACA-UNPAD, selanjutnya sesi tanggapan dari Ketua Umum APINDO, Hariyadi Sukamdani yang memberikan tanggapan secara umum terhadap white paper yang dibuat oleh INACA dan UNPAD.
“Bahwa skenario itu semuanya adalah tergantung kembali lagi kepada bagaimana kita bisa mengatasi pandemi ini”, terangnya.
Beliau melanjutkan, dan sebagaimana kita ketahui test case-nya besok larangan mudik dari tanggal 6 Mei sampai dengan tanggal 17 Mei anggota INACA tidak boleh terbang, anggota Organda juga angkutan darat penumpang ikut di hold tidak boleh. Nah itu juga akan menekan semua kegiatan ekonomi kita.
Lalu permasalahan didalam vaksinasi menurut pandangan beliau, bukan pada kecepatan melakukan vaksinnya, tapi kepada penyediaan vaksin.
“Kami di pariwisata sekarang ini juga sedang melihat korelasinya antara okupansi dengan meningkatnya kasus baru. Dan itu ternyata nggak ada korelasinya juga”, terang Hariyadi Sukamdani yang juga sekaligus juga Ketua Umum PHRI ini.
Yang juga mengemuka dalam Webinar INACA White Paper tersebut, terkait hambatan atau dilematis yang terjadi soal implementasi peraturan dari penanggap kedua dari Masyarakat Hukum Udara (MHU).
Andre Rahadian, SH, LL.M, M.Sc.dari MHU mengatakan Indonesia termasuk negara yang mengatur penerbangan domestik dan internasional cukup ketat dimana ketentuan 70 persen dan adanya keharusan untuk mengosongkan row tengah yang dilakukan oleh beberapa maskapai penerbangan. Juga mengenai ketentuan adanya testing sebelum melakukan penerbangan baik saat ini selain PCR, Antigen dan juga Genose, dimana itu memberikan extra convenient bagi para penumpang.
“Kedua, kalau kita lihat dari stimulus, kebutuhan stimulus ini memang penting dan juga dilakukan oleh berbagai otoritas di berbagai negara. Kita lihat di Indonesia adanya stimulus untuk menurunkan biaya operasional , penghapusan PSC di beberapa bandara, adanya stimulus fiskal bagi stakeholder dari penerbangan. Ini juga merupakan faktor untuk memberikan ketahanan kepada maskapai Indonesia dalam menghadapai Covid-19”, lanjutnya.
Yang ketiga juga yang harus diperhatikan, lanjut Andre adalah aturan penerbangan internasional, jadi kalau kita bermaksud untuk kembali melakukan penerbangan internasional yang mungkin dilakukan sekitar tahun 2023-2024, yang perlu diperhatikan adalah beberapa negara sudah menerbitkan sertifikasi atau paspor vaksin, dimana mereka mengakui beberapa jenis vaksin tapi tidak semua.
Selanjutnya beliau juga menyampaikan adanya perbedaan peraturan khususnya di PP No 32 tahun 2021 tentang penyelenggaraan bidang penerbangan. Inkonsistensi ini bisa menghambat perkembangan tiga empat tahun kedepannya, beyond pandemi. (*)